Peranan Wanita dan kedudukannya dalam Islam

Peranan Wanita Dalam Islam - Wanita niscaya memiliki masyarakat Islam. Posisi ini sangat mulia, tidak mengurangi hak mereka, juga tidak membuat umat manusia rentan. Wanita Muslim di tengah masyarakat ditempatkan dalam posisi yang sangat mulia. 

Islam melihat wanita melalui kesadaran akan tabiat esensi pesannya dan pemahaman akan konsekuensi logis dari sifat khusus yang diberikan oleh Allah Ta'ala sed.

Sudah dijelaskan dalam Al Qur'an betapa pentingnya peran wanita, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan, maupun anak-anak. Begitu juga dengan hak dan kewajiban. Hal-hal ini telah dijelaskan di dalam Sunnah Nabi.

Peran perempuan sangat penting karena banyak hal yang harus dihadapi, apakah dikeluarga, masyarakat, agama dan bangsa. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk membangun kasih sayang bagi ibu, dikhususkan, dan sopan dalam berperilaku sesukamu. Tempat ibu untuk anak-anak lebih diutamakan. Ini ada di dalam firman Allah,


"Dan Kami tegaskan kepada manusia (untuk menjadi sama baiknya) dengan nenek moyang mereka: ibu telah melahirkannya dalam keadaan lemah yang bertambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kedua ibu dari ayahmu: untuk Aku hanya kamu akan kembali. "(QS Luqman: 14)

Dalam sebuah hadits pernah ada seseorang datang kepada Rasulullah saw dan berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang bertarung memberi saya hak untuk menerapkan yang saleh?" Nabi menjawab, "ibumu." "Nabi menjawab," Kalau begitu, siapakah dia? "Nabi menjawab," ibumu. "Pria itu bertanya lagi," Kalau begitu, siapakah dia? "Nabi menjawab," Ayahmu. "(Bukhari, Kitab al-Adab 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shila no 2548)

Dan ini adalah beberapa deskripsi tentang peran wanita yang tercantum dalam Al Qur'an. Kita tahu kisah istri Fir'aun, yang bisa menghalangi Firaun untuk membunuh Nabi Musa as. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah swt .:

"Dan istri Firaun berkata, 'Dia adalah keturunanku bagimu, dan jangan bunuh dia, semoga dia akan menguntungkan kita atau melemparkan mereka ke anak kecil saat mereka tidak sadar.' (Q. Al-Qashash: 9).

Kemudian kita melihat cerita dimana ada dua wanita di kota Madyan, milik putri Asy-Syekh Al-Kabir, yang diberi air minum oleh Nabi Musa. Jadi kedua wanita yang suka mengantarkannya, memberi pekerjaan kepada Nabi Musa. karena memiliki kepercayaan (trustworthy) dan kuat fisik. Dikatakan dalam firman Allah swt .:

"Salah satu dari kedua wanita itu berkata, 'Wahai Bapaku, bawalah dia sebagai pekerja (untuk kita), karena memang pria terbaik yang Anda bawa bekerja (kepada kita) itu kuat dan dapat dipercaya.'" (Q. Al-Qashash: 26).


Mungkin kita juga menceritakan kisah ratu Balqis di tanah Yaman, yang terkenal adil dan memiliki semangat demokrasi. Ratu ini setelah menerima sepucuk surat dari Nabi Sulaiman. sebuah panggilan penting untuk taat kepada Tuhan dan untuk menyembahnya, maka dia meminta pendapatnya kepada bangsanya dan sengaja mengambil keputusan bersama.

Teman-teman selain kita juga bisa melihat contoh Khadijah yang baik, istri Nabi, yang telah banyak berkontribusi dalam ketakutan takut akan Nabi saat ia dikunjungi oleh malaikat Gabriel membawa wahyu pertama di gua Hira '. Nabi pulang ke rumah dengan gemetar dan hampir pingsan, lalu memberi tahu Khadijah, "Tutupi saya, tutupi saya! Saya benar-benar mengkhawatirkan diri saya sendiri." Untuk melihat seorang Nabi seperti itu, Khadijah berkata kepada-Nya, "Diamlah, demi Tuhan, Dia tidak akan mempermalukan Anda, Andalah orang yang selalu menghubungkan ikatan persahabatan, selalu jujur, bertahan dengan penderitaan, lakukan apa yang tidak Yang lain telah dilakukan, bantuannya lemah dan benih. "(Bukhari, Kitab Bad 'al-Wahyi no 3, dan Muslim, Kitab al-Iman no 160)

Kita juga tidak melupakan peran 'Aishah. Banyak Sahabat, baik laki-laki maupun perempuan, menerima hadis darinya mengenai hukum agama.


Dan agar wanita berfungsi sesuai dengan fungsinya maka dibutuhkan beberapa hal berikut yang sedang dipersiapkan oleh dakwahkampusmalang.com.

1. Wanita sebagai hamba Tuhan

Semoga hamba Allah, seorang wanita memiliki tanggung jawab yang sama seperti laki-laki, sama-sama berkewajiban mengabdikan diri pada Allah SWT. Allah berfirman "Dan aku memutuskan bahwa aku adalah jin dan pelaut untuk disembah" (QS Adz Dzariat 56).

Dari sinilah kita memahami esensi kehidupan manusia, termasuk wanita, menyembah Essence layak disembah. Siapa yang batten ikhlas, dalam arti pemujaan semata-mata untuk Allah, dan bertarung benar, maka dialah yang akan memerintah bersama Allah (QS Al Mulk 2). Penyembahan ini telah dijelaskan oleh para ilmuwan, tidak hanya terbatas pada ritual khusus, seperti sholat, puasa, zakat, haji dan zikir, misalnya, tapi juga mencakup semua kegiatan kebajikan yang diberkati Allah dalam semua aspek kehidupan. Dan itu semua bisa dicapai melalui keterikatan pada peraturan Tuhan.

2. Wanita sebagai istri

Sebagai istri, seorang wanita adalah teman suaminya. Lampirkan padanya apa yang harus dilakukan untuk suami. Antara lain, seorang istri harus bisa menjaga rahasia suami dan semua yang ada di rumah suami. Karena mereka dapat dipercaya, dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Jahweh. Firman Nabi "seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah tangga dan akan bertanggung jawab atas apa yang dia pimpin".

Seperti seorang rabbat al-bayt (pengurus rumah tangga), seorang istri juga diharuskan memiliki keterampilan dan keterampilan yang diperlukan. Bukan hanya keterampilan dan keterampilan memasak, mengatur rumah, mengorganisir pertunjukan, tapi juga pengetahuan dan keterampilan dalam masalah kesehatan dan keuangan.

3. Wanita sebagai Ibu

Anak bisa dipercaya, karena mendidik anak adalah keragu-raguan, bukan pilihan. Rasulullah Saw mengatakan "mendidik anak Anda dan moralitas yang baik, dengan harapan jiwa mereka, dan memperbaiki moral" (HR ad-Dailami).

Ibu adalah penguasa pertama untuk anak-anak. Dari dia, anak pertama belajar. Karena itu, ini adalah ibu yang ekstra hati-hati, karena ia memiliki pengaruh besar pada anak. Seorang ibu yang baik pasti akan melahirkan generasi yang baik. Jadi, sudah sepantasnya jika wanita dinobatkan sebagai pilar negara. Dengan demikian ungkapan bijak, kita sering dengar. Penemuan baru tentang perkembangan intelektual dan perilaku anak memerlukan tanggung jawab besar bagi kedua orang tua, ibu. Karena dialah yang batten sering berinteraksi dengan anak.

Rumah, sebagai sekolah pertama, anak belajar segala hal untuk ibu dan praktek. Karena itu, rumah juga merupakan tempat belajar batten yang baik untuk anak-anak. Ada juga banyak alat yang bisa digunakan dalam pembelajaran anak. Anak juga bisa banyak konsep tentang benda, warna, bentuk, dll. Anak juga bisa mendengar ibu membaca doa, membaca dan cerita para nabi dan sahabat dalam suasana santai dan menyenangkan. Di sini, ibu sekaligus sekaligus merupakan agen pertama yang berkontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran anak. Di rumah, seorang ibu bisa memberikan bacaan Islam kepada anak-anak, sampai anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang benar. Harapan setiap orang tua.

4. Perempuan sebagai anggota masyarakat

Selain fungsi dan peran di atas, seorang wanita juga menjadi bagian masyarakat. Dengan begitu, dia juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan kondisi sosial. Posisi ini begadang seorang wanita, tidak hanya dalam kehidupan pribadi, tapi juga kehidupan politik. Ini adalah bagian akomodatif dari tanggung jawab amar ma'ruf nahi munkar. Peran ini meyakini seorang wanita mampu dan mampu mengambil langkah praktis yang diperlukan untuk melakukan perubahan di tengah masyarakatnya.

Karena itu, perempuan juga diadili dalam kiprah dakwah di masyarakat. Kewajiban ini pada akhirnya juga mempercepat bagi perempuan untuk memiliki tsaqafah yang memadai (pengetahuan) Islam, sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masyarakat. Singkatnya, selain konsep yang jernih dan memadai, ia juga harus memahami metode propaganda yang benar sesuai dengan motif Nabi.

Lantas bagaimana dengan aktivitas wanita saat ini? ...

Tidak diragukan lagi, masyarakat barat telah mengubah ukuran norma dan nilai perempuan. Wanita diposisikan sejajar dengan pria dalam segala hal mulai dari masalah besar hingga barang pengap. Teriakan pembebasan wanita telah lama dijemput. Masyarakat Barat yang mengangkat pembebasan Islam terhadap perempuan dan kemudian menyebarkan racun emansipasi di tengah umat Islam. Para raptor lupa atau lebih benar berpura-pura melupakan masing-masing dari dua jenis makhluk itu. Secara biologis dan psikologis diciptakan Allah Ta'ala secara berbeda.

Tapi sama sekali tidak mengherankan karena apa yang mereka inginkan lebih dari itu. Persamaan mereka menuntut sarana memuaskan gairah hidup mereka. Mereka tidak lagi menjadikan agama sebagai rujukan. Mereka ragu bahkan untuk menolak keyakinan agama. Sebelum dan terakhir mereka menginginkan munkar yang merajalela di komunitas Muslim.

Mereka menginginkan kehancuran Islam. Dan mereka tahu kuncinya ada di tangan wanita. Oleh karena itu, Nabi saw tidak menyatakan fitnah yang lebih berbahaya terhadap pria selain wanita. Dan jalan menuju penghancuran sebuah bangsa tidak lain adalah perempuan.

Yang benar-benar menyakitkan adalah musuh-musuh Islam yang telah menghubungkan mereka dengan nilai Islam. Mereka berargumen pada saat wafatnya Nabi SAW juga keluar jihad menemaninya. Dan bagaimana denganmu?

Wallahu'alam

Artikel Terkait